Tuesday, April 3, 2012


andaka.com



Pendahuluan            Didalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place) dan waktu (time).               Epidemiologi terdapat Hubungan asosiasi dalam bidang adalah hubungan keterikatan atau saling pengaruh antara dua atau lebih variabel, dimana hubungan tersebut dapat bersifat hubungan sebab akibat maupun yang bukan sebab akibat.Dalam kaitanya dengan penyakit terdapat hubungan karasteristik antara Karakteristik Segitiga Utama. Yaitu host, agent dan improvment. Serta terdapat interaksi antar variabel epidemologi sebagai determinan penyakit.TRIAS EPIDEMILOLOGI1.      SEGITIGA UTAMA EPIDEMIOLOGIA.    Karakteristik Segitiga Utamaketiga faktor dalam trias epidemiologi terus menerus dalam keadaan berinteraksi satu sama lain. Jika interaksinya seimbang, terciptalah keadaan seimbang. Begitu terjadi gangguan keseimbangan, muncul penyakit. Terjadinya gangguan keseimbangan bermula dari perubahan unsur-unsur trias itu. Perubahan unsur trias yang petensial menyebabkan kesakitan tergantung pada karakteristik dari ketiganya dan interakksi antara ketiganya.
  1. Karakteristik Penjamu
Manusia mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit, yang bisa berupa:
  1. Resistensi: kemampuan dari penjamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.
  1. Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis, dapat secara alamiah maupun perolehan (non-ilmiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri. Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat imunitas yang tinggi setelah terserang campak, sehingga seusai kena campak sekali maka akan kebal seumur hidup.
  1. Infektifnes (infectiousness): potensi penjamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.

  1. Karakteristik Agen

  1. Infektivitas: kesanggupan dari organisma untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari penjamu untuk mampu tinggal dan berkembangbiak (multiply) dalam jaringan penjamu. Umumnya diperlukan jumlah tertentu dari suatu mikroorganisma untuk mamppu menimbulakan infeksi terhadap penjamunya. Dosis infektivitas minimum (minimum infectious dose) adalah jumlah minimal organisma yang dibutuhkan untuk menyebabkan infeksi. Jumlah ini berbeda antara berbagai spesies mikroba dan antara individu.
  1. Patogenensis: kesanggupan organisma untuk menimbulakan suatu reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang. Dengan perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang yang terinfeksi.hampir semua orang yang terinfeksi dengan virus smaalpox menderita penyakit (high pathogenenicity), swedangkan orang yang terinfeksi polivirus tidak semua jatuh sakit (low pathogenenicity).
  1. Virulensi: kesanggupan organisma tertentu untuk menghasilakan reaksi patologis yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman menunjukkan beratnya (suverity) penyakit.
  1. Toksisitas: kesanggupan organisma untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk menyebabkan penyakit berbagai kuman mengeluarkan zat toksis.
  1. Invasitas: kemampuan organisma untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan.
  1. Antigenisitas: kesanggupan organisma untuk merangsang reaksi imunologis dalam penjamu. Beberapa organisma mempunyai antigenesitas lebih kuat dibanding yang lain. Jika menyerang aliran darah (virus measles) akan lebih merangsang immunoresponse dari yang hanya menyerang permukaan membran (gonococcuc).

 Agen biologis: Virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa, metazoa-  Agen nutrien: Protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air-  Agen fisik: Panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan-  Agen kimia: Dapat bersifat endogenous seperti asidosis, diabetes (hiperglikemia), uremia, dan eksogenous (zat kimia, alergen, gas, debu, dll.)
-  Agen mekanis: Gesekan, benturan, pukulan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan3. Karakteristik Lingkungan
  1. Topografi: situasi lingkungan tertentu, baik yang natural maupun buatan manusia yang mungkin mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu penyakit tertentu.
  1. Geografis: keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi dari bumi yang berhubungan dengan kejadian penyakit.
Interaksi Agen, Host, dan Lingkungan:1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan.  Keadaan dimana agen penyakit langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan terjadi pada saat pre-patogenesis dari suatu penyakit. Misalnya: Viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin sayuran di ruang pendingin, penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan.

2. Interaksi antara Host dan Lingkungan :

2. Interaksi antara Host dan Lingkungan :
2. Interaksi antara Host dan Lingkungan : 2. Interaksi antara Host dan Lingkungan : Keadaan dimana manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungannya pada fase pre-patogenesis. Misalnya: Udara dingin, hujan, dan kebiasaan membuat dan menyediakan makanan.

3. Interaksi antara Host dan Agen penyakit :

3. Interaksi antara Host dan Agen penyakit :
3. Interaksi antara Host dan Agen penyakit : 3. Interaksi antara Host dan Agen penyakit :  Keadaan dimana agen penyakit menetap, berkembang biak dan dapat merangsang manusia untuk menimbulkan respon berupa gejala penyakit. Misalnya: Demam, perubahan fisiologis dari tubuh, pembentukan kekebalan, atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya.
- Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan, atau kematian.

4. Interaksi Agen penyakit, Host dan Lingkungan :
- Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan, atau kematian.
4. Interaksi Agen penyakit, Host dan Lingkungan : - Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan, atau kematian. 4. Interaksi Agen penyakit, Host dan Lingkungan : - Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan, atau kematian. 4. Interaksi Agen penyakit, Host dan Lingkungan : Keadaan dimana agen penyakit, manusia, dan lingkungan bersama-sama saling mempengaruhi dan memperberat satu sama lain, sehingga memudahkan agen penyakit baik secara langsung atau tidak langsung masuk ke dalam tubuh manusia.
Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan Water Borne Disease.
Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan Water Borne Disease.
Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan Water Borne Disease. Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan Water Borne Disease.EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIFDidalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place) dan waktu (time).hubungan penyakit dengan variabel epidemiologi, orang, tempat dan waktu1.       Orang  (Person) : dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.2.      Tempat : Pengetahuan mengenai distribusi geografis  suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit
3.      Waktu :  Jangka Pendek, Perubahan secara Status dan Perubahan-perubahan angka kesakitan. Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologi oleh karena perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan faktor etiologis.Interaksi antar variabel epidemiologi sebagai determinan penyakit. Hubungan asosiasi (semu, kausal non kausal) dalam bidang epidemiologi adalah hubungan keterikatan atau saling pengaruh antara dua atau lebih variabel, dimana hubungan tersebut dapat bersifat hubungan sebab akibat maupun yang bukan sebab akibat . Sedangkan hubungan keterikatan adalah hubungan antara variabel dimana adanya perubahan pada variabel yang satu (independent) akan mempengaruhi variabel yang lainnya (dependent)Referensi:1.      Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisno, MHSc. Pengantar Metode Epidemiologi. Jakarta. 2010. Dian Rakyat2.      Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta.3.      Bustan,M.N.2006.Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi.Jakarta:PT Rineka Cipta4.      B. Burt Gerstman. Epidemiology Kept Simple. California. 2003. Willwy Liss.5.      http://ihdamz.blog.com/2011/01/05/dasar-dasar-epidemiologi/6.      http://www.infofisioterapi.com dari Power  Point  Hasriwiani Habo Abbas, SKM, M.Kes7.      http://farcity-oct.blogspot.com/2010/02/trias-epidemiologi-dalam-timbulnya.html8.      http://abufarismasriadi.blogspot.com/

Tagged:

0 comments:

Post a Comment